Rabu, 18 Maret 2009

masa Remaja ibarat Gunung Es

Kamis, 19 Maret 2009
Kirim Artikel Print Artikel
Jumat, 10 November 2000Fenomena Remaja, Ibarat Gunung Es
Pontianak- Banyak persoalan remaja yang tidak dapat diselesaikan sendiri, namun melalui orang tua, keluarga dekat dan teman dekan atau ke lembaga profesional psikologi. Tetapi sejuah ini belum banyak remaja mau mengungkapkan persoalan pribadinya lebih karena persoalan budaya. "Masih adanya budaya malu di sekitar hidup mereka. Bila mereka ceritakan mereka takut diketahui orang banyak," kata Drs Firdaus Zar`in dari Klinik Remaja Centra Khatulistiwa Pontianak, kepada AP Post, Kamis (9/11) kemarin. "Namun bila masalahnya tidak diceritakan, orang tidak akan tahu permasalahan mereka dan tak akan dapat membantu penyelesaian persoalan yang dihadapinya," ujar Firdaus. Dia melukiskan, posisi remaja merupakan aset negara yang sangat penting, hancurnya prilaku dan tingkah laku remaja juga akan mengakibatkan hancurnya suatu negara. Karena remaja inilah yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatau negara. "Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui permasalahan apa yang sering dihadapi remaja, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah," ungkap Firdaus lagi. Berdasarkan data yang didapat AP Post di Badan Pusat Statistik, ada sekitar 65.002 remaja di Pontianak. 18 persen diantaranya (11.700) sudah kawin. Diantara mereka hanya sekitar 1.247 orang yang mengkonsultasikan permasalahan mereka di klinik remaja dan psikolog. Menurut Firdaus Zar`in, sebenarnya banyak remaja yang bermasalah. "Permasalahan yang mereka hadapi sebagian besar adalah masalah pacar dan seks. Cuma sebanyak 136 orang hanya 2 persen yang mengaku. Inilah yang kita sebut Fenomena Gunung Es," ujarnya menjelaskan. "Berdasarkan data di Klinik kami permasalahan pacar ada sekitar 39 persen sedangkan masalah seks ada 9 persen yang dikonsultasikan remaja tersebut. Konsultasi tersebut dilakukan lewat surat sekitar 60 persen melalui telpon 35 persen sisanya tatap muka," ujar pembimbing klinik remaja Centra Khatulistiwa tersebut.(pay)
< Pontianak- Banyak persoalan remaja yang tidak dapat diselesaikan sendiri, namun melalui orang tua, keluarga dekat dan teman dekan atau ke lembaga profesional psikologi. Tetapi sejuah ini belum banyak remaja mau mengungkapkan persoalan pribadinya lebih karena persoalan budaya. "Masih adanya budaya malu di sekitar hidup mereka. Bila mereka ceritakan mereka takut diketahui orang banyak," kata Drs Firdaus Zar`in dari Klinik Remaja Centra Khatulistiwa Pontianak, kepada AP Post, Kamis (9/11) kemarin. "Namun bila masalahnya tidak diceritakan, orang tidak akan tahu permasalahan mereka dan tak akan dapat membantu penyelesaian persoalan yang dihadapinya," ujar Firdaus. Dia melukiskan, posisi remaja merupakan aset negara yang sangat penting, hancurnya prilaku dan tingkah laku remaja juga akan mengakibatkan hancurnya suatu negara. Karena remaja inilah yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatau negara. "Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui permasalahan apa yang sering dihadapi remaja, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah," ungkap Firdaus lagi. Berdasarkan data yang didapat AP Post di Badan Pusat Statistik, ada sekitar 65.002 remaja di Pontianak. 18 persen diantaranya (11.70
Kamis, 19 Maret 2009
Kirim Artikel Print Artikel
Jumat, 10 November 2000Fenomena Remaja, Ibarat Gunung Es
Pontianak- Banyak persoalan remaja yang tidak dapat diselesaikan sendiri, namun melalui orang tua, keluarga dekat dan teman dekan atau ke lembaga profesional psikologi. Tetapi sejuah ini belum banyak remaja mau mengungkapkan persoalan pribadinya lebih karena persoalan budaya. "Masih adanya budaya malu di sekitar hidup mereka. Bila mereka ceritakan mereka takut diketahui orang banyak," kata Drs Firdaus Zar`in dari Klinik Remaja Centra Khatulistiwa Pontianak, kepada AP Post, Kamis (9/11) kemarin. "Namun bila masalahnya tidak diceritakan, orang tidak akan tahu permasalahan mereka dan tak akan dapat membantu penyelesaian persoalan yang dihadapinya," ujar Firdaus. Dia melukiskan, posisi remaja merupakan aset negara yang sangat penting, hancurnya prilaku dan tingkah laku remaja juga akan mengakibatkan hancurnya suatu negara. Karena remaja inilah yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatau negara. "Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui permasalahan apa yang sering dihadapi remaja, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah," ungkap Firdaus lagi. Berdasarkan data yang didapat AP Post di Badan Pusat Statistik, ada sekitar 65.002 remaja di Pontianak. 18 persen diantaranya (11.700) sudah kawin. Diantara mereka hanya sekitar 1.247 orang yang mengkonsultasikan permasalahan mereka di klinik remaja dan psikolog. Menurut Firdaus Zar`in, sebenarnya banyak remaja yang bermasalah. "Permasalahan yang mereka hadapi sebagian besar adalah masalah pacar dan seks. Cuma sebanyak 136 orang hanya 2 persen yang mengaku. Inilah yang kita sebut Fenomena Gunung Es," ujarnya menjelaskan. "Berdasarkan data di Klinik kami permasalahan pacar ada sekitar 39 persen sedangkan masalah seks ada 9 persen yang dikonsultasikan remaja tersebut. Konsultasi tersebut dilakukan lewat surat sekitar 60 persen melalui telpon 35 persen sisanya tatap muka," ujar pembimbing klinik remaja Centra Khatulistiwa tersebut.(pay)
< Pontianak- Banyak persoalan remaja yang tidak dapat diselesaikan sendiri, namun melalui orang tua, keluarga dekat dan teman dekan atau ke lembaga profesional psikologi. Tetapi sejuah ini belum banyak remaja mau mengungkapkan persoalan pribadinya lebih karena persoalan budaya. "Masih adanya budaya malu di sekitar hidup mereka. Bila mereka ceritakan mereka takut diketahui orang banyak," kata Drs Firdaus Zar`in dari Klinik Remaja Centra Khatulistiwa Pontianak, kepada AP Post, Kamis (9/11) kemarin. "Namun bila masalahnya tidak diceritakan, orang tidak akan tahu permasalahan mereka dan tak akan dapat membantu penyelesaian persoalan yang dihadapinya," ujar Firdaus. Dia melukiskan, posisi remaja merupakan aset negara yang sangat penting, hancurnya prilaku dan tingkah laku remaja juga akan mengakibatkan hancurnya suatu negara. Karena remaja inilah yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatau negara. "Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui permasalahan apa yang sering dihadapi remaja, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah," ungkap Firdaus lagi. Berdasarkan data yang didapat AP Post di Badan Pusat Statistik, ada sekitar 65.002 remaja di Pontianak. 18 persen diantaranya (11.700) sudah kawin. Diantara mereka hanya sekitar 1.247 orang yang mengkonsultasikan permasalahan mereka di klinik remaja dan psikolog. Menurut Firdaus Zar`in, sebenarnya banyak remaja yang bermasalah. "Permasalahan yang mereka hadapi sebagian besar adalah masalah pacar dan seks. Cuma sebanyak 136 orang hanya 2 persen yang mengaku. Inilah yang kita sebut Fenomena Gunung Es," ujarnya menjelaskan. "Berdasarkan data di Klinik kami permasalahan pacar ada sekitar 39 persen sedangkan masalah seks ada 9 persen yang dikonsultasikan remaja tersebut. Konsultasi tersebut dilakukan lewat surat sekitar 60 persen melalui telpon 35 persen sisanya tatap muka," ujar pembimbing klinik remaja Centra Khatulistiwa tersebut.(pay)
0) sudah kawin. Diantara mereka hanya sekitar 1.247 orang yang mengkonsultasikan permasalahan mereka di klinik remaja dan psikolog. Menurut Firdaus Zar`in, sebenarnya banyak remaja yang bermasalah. "Permasalahan yang mereka hadapi sebagian besar adalah masalah pacar dan seks. Cuma sebanyak 136 orang hanya 2 persen yang mengaku. Inilah yang kita sebut Fenomena Gunung Es," ujarnya menjelaskan. "Berdasarkan data di Klinik kami permasalahan pacar ada sekitar 39 persen sedangkan masalah seks ada 9 persen yang dikonsultasikan remaja tersebut. Konsultasi tersebut dilakukan lewat surat sekitar 60 persen melalui telpon 35 persen sisanya tatap muka," ujar pembimbing klinik remaja Centra Khatulistiwa tersebut.(pay)

Tidak ada komentar: